Hasil olahan durian ini berbau menyengat, bertekstur lembek, dan asam rasanya. Bagi penggemar beratnya, rasanya luar biasa lezat. Enak dicampur dengan sambal atau bumbu pepes. Sedikit asam dan harum menyengat. Wuiih..sedap!
Selain dimakan dalam keadaan segar, buah durian juga sering diolah menjadi
dodol. Satu lagi jenis olahan durian yang terkenal di Sumatera Selatan adalah
tempoyak. Tempoyak adalah daging buah durian yang difermentasi. Makanan ini
dapat disajikan sebagai lauk dan dimakan bersama nasi. Bisa juga dicampur
sebagai penyedap sambal dan bumbu.
Tempoyak populer di Sumatera (terutama Jambi, Palembang,
dan Lampung), Kalimantan, dan Malaysia.
Menurut catatan sejarah, tempoyak tertulis dalam Hikayat Abdullah bin
Abdulkadir Munsyi sejak tahun 1836 sebagai salah satu makanan kegemaran
masyarakat Terengganu, Malaysia.
Durian sebagai bahan baku
utama tempoyak mengandung 67 gram air, 28.3 gram karbohidrat, 2.5 gram lemak,
2.5 gram protein, dan 1.4 gram serat per 100 gram. Selain itu, durian juga
mengandung vitamin B1, B2, dan C, serta kalium, kalsium, dan fosfor. Tempoyak
sendiri memiliki kadar lactic acid bacteria (LAB) yang tinggi. Lactic acid
bacteria adalah bakteri yang digunakan untuk fermentasi dan menimbulkan rasa
asam pada tempoyak.
Pada dasarnya, tempoyak dapat dibuat dari durian lokal maupun impor.
Pilihlah buah durian yang masak pohon dan agak berair. Selain daging buah
durian, garam juga diperlukan untuk mempercepat proses fermentasi.
Ambil daging buah durian, haluskan dengan garpu, kemudian tambahkan garam
secukupnya (kira-kira 2% dari berat daging durian). Masukkan ke dalam stoples,
tutup rapat, dan diamkan dalam suhu ruangan. Setelah 3-5 hari, daging durian
tersebut akan terasa asam dan sedikit manis dan lembek teksturnya. Makin lama
disimpan, tempoyak akan makin terasa asam. Tempoyak yang tidak habis dikonsumsi
dapat disimpan di lemari es agar lebih awet.
Selain dimakan dengan nasi, tempoyak sering dibuat sambal atau dicampur
dengan ikan, misalnya pindang patin tempoyak, pepes ikan mas, atau dimasak
dengan ikan teri atau ikan mujair. Rasa asamnya sangat cocok dengan rasa gurih
ikan dan pedasnya cabai. Kalau tak percaya, buktikan saja! Bersiaplah jika
ketagihan enaknya!(Odi/Odi)
Sumber : Detik.com
http://jambitourism.co.id/tempoyak-harum-menyengat-bikin-ketagihan/Kuliner khas Jambi
Rumah Makan Bu Salma
Jl.Yusuf
Singadekane, Sungai Putri, Telanaipura Telp. 0741-62691 - JAMBI
Bagi Anda yang menyukai kuliner khas daerah, salah satu yang bisa dicoba adalah Rumah Makan Bu Salma yang berlokasi di daerah Telanai Pura dengan menu khas Tempoyak - makanan khas Jambi. Tempoyak Kepala Toman adalah salah satu unggulan rumah makan ini. Selain itu ada juga tempoyak patin, pindang patin, pindang toman dan pindang kepala toman. Bagi yang suka dengan ayam dan ikan tersedia juga Ayam Goreng Kampung, Ayam Bakar, Nila Bakar. Ada juga Sop Ayam kampung, Cah Kangkung, Brengkes, Sayur Asem dan Tempe Goreng.
0 komentar:
Posting Komentar