All New Avanza

Sensasi Kenikmatan Avanza Baru

Grand Inova

Mobil Keluarga Indonesia

Jembatan Batanghari I

Jembatan Aurduri yang menghubungkan Jambi Kota & Seberang Kota Jambi

Candi Gumpung

Candi Umat Buddha Yang Terletak di Kompleks Percandian Muaro Jambi

Candi Tinggi

Candi Umat Buddha Yang Terletak di Kompleks Percandian Muaro Jambi

Danau Gunung Tujuh

Salah Satu Objek Wisata di Kabupaten Kerinci

Pulau Berhala

Keindahahan Pantai Pasir di Pulau Berhala

Selasa, 19 Juni 2012

Kuliner

Tempoyak, Harum Menyengat Bikin Ketagihan

Hasil olahan durian ini berbau menyengat, bertekstur lembek, dan asam rasanya. Bagi penggemar beratnya, rasanya luar biasa lezat. Enak dicampur dengan sambal atau bumbu pepes. Sedikit asam dan harum menyengat. Wuiih..sedap!

Selain dimakan dalam keadaan segar, buah durian juga sering diolah menjadi dodol. Satu lagi jenis olahan durian yang terkenal di Sumatera Selatan adalah tempoyak. Tempoyak adalah daging buah durian yang difermentasi. Makanan ini dapat disajikan sebagai lauk dan dimakan bersama nasi. Bisa juga dicampur sebagai penyedap sambal dan bumbu.
Tempoyak populer di Sumatera (terutama Jambi, Palembang, dan Lampung), Kalimantan, dan Malaysia. Menurut catatan sejarah, tempoyak tertulis dalam Hikayat Abdullah bin Abdulkadir Munsyi sejak tahun 1836 sebagai salah satu makanan kegemaran masyarakat Terengganu, Malaysia.
Durian sebagai bahan baku utama tempoyak mengandung 67 gram air, 28.3 gram karbohidrat, 2.5 gram lemak, 2.5 gram protein, dan 1.4 gram serat per 100 gram. Selain itu, durian juga mengandung vitamin B1, B2, dan C, serta kalium, kalsium, dan fosfor. Tempoyak sendiri memiliki kadar lactic acid bacteria (LAB) yang tinggi. Lactic acid bacteria adalah bakteri yang digunakan untuk fermentasi dan menimbulkan rasa asam pada tempoyak.
Pada dasarnya, tempoyak dapat dibuat dari durian lokal maupun impor. Pilihlah buah durian yang masak pohon dan agak berair. Selain daging buah durian, garam juga diperlukan untuk mempercepat proses fermentasi.
Ambil daging buah durian, haluskan dengan garpu, kemudian tambahkan garam secukupnya (kira-kira 2% dari berat daging durian). Masukkan ke dalam stoples, tutup rapat, dan diamkan dalam suhu ruangan. Setelah 3-5 hari, daging durian tersebut akan terasa asam dan sedikit manis dan lembek teksturnya. Makin lama disimpan, tempoyak akan makin terasa asam. Tempoyak yang tidak habis dikonsumsi dapat disimpan di lemari es agar lebih awet.
Selain dimakan dengan nasi, tempoyak sering dibuat sambal atau dicampur dengan ikan, misalnya pindang patin tempoyak, pepes ikan mas, atau dimasak dengan ikan teri atau ikan mujair. Rasa asamnya sangat cocok dengan rasa gurih ikan dan pedasnya cabai. Kalau tak percaya, buktikan saja! Bersiaplah jika ketagihan enaknya!(Odi/Odi)
Sumber  : Detik.com
 http://jambitourism.co.id/tempoyak-harum-menyengat-bikin-ketagihan/

Kuliner khas Jambi

Rumah Makan Bu Salma
 Jl.Yusuf Singadekane, Sungai Putri, Telanaipura Telp. 0741-62691 - JAMBI 







Bagi Anda yang menyukai kuliner khas daerah, salah satu yang bisa dicoba adalah Rumah Makan Bu Salma yang berlokasi di daerah Telanai Pura dengan menu khas Tempoyak - makanan khas Jambi. Tempoyak Kepala Toman adalah salah satu unggulan rumah makan ini. Selain itu ada juga tempoyak patin, pindang patin, pindang toman dan pindang kepala toman. Bagi yang suka dengan ayam dan ikan tersedia juga Ayam Goreng Kampung, Ayam Bakar, Nila Bakar. Ada juga Sop Ayam kampung, Cah Kangkung, Brengkes, Sayur Asem dan Tempe Goreng.


0 komentar:

Posting Komentar